Adsorpsi Ion Logam Zn (II) Menggunakan Biomassa Chlorella sp. Yang Diimobilisasi Pada Silika Gel
Pencemaran lingkungan
oleh logam berat merupakan masalah yang perlu ditangani secara serius. Salah
satu logam yang banyak ditemukan di perairan adalah seng (Zn). Adanya logam
seng (Zn) di dalam air yang melampaui batas dapat menyebabkan gangguan
kesehatan bagi manusia karena dapat terakumulasi pada makhluk hidup dan tidak
dapat terdegradasi. Beberapa metode
untuk menghilangkan logam berat dari perairan telah banyak dilakukan salah
satunya adalah adsorpsi. Metode ini mempunyai keunggulan dibandingkan dengan
metode lain karena biaya yang diperlukan rendah, tingkat efisiensi tinggi dan
tidak memberikan hasil samping berupa zat beracun. Saat ini telah dikembangkan
beberapa jenis adsorben untuk mengadsorpsi logam berat, salah satunya adalah
dengan memanfaatkan mikroalga. Mikroalga dapat menyerap ion-ion logam karena
memiliki sejumlah gugus fungsional seperti hidroksil, karboksil, amino dan
sulfat yang dapat digunakan untuk berikatan dengan ion logam.
Chlorella sp.
merupakan mikroalga yang mempunyai kelimpahan cukup besar diperairan laut,
mudah dibudidayakan, cepat berkembang biak, dan mempunyai daya adaptasi kuat.
Biomassa mikroalga yang digunakan untuk adsorpsi logam adalah sel mikroalga
mati yang diperoleh dengan cara pengeringan beku dari sel hidupnya. Namun,
biomassa mikroalga memiliki beberapa kelemahan seperti berat jenis yang rendah
dan mudah rusak karena degradasi oleh mikroorganisme lain. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut maka berbagai upaya dilakukan, diantaranya dengan metode
imobilisasi. Imobilisasi merupakan metode untuk mengikat sel ke dalam suatu
matriks pendukung untuk meningkatkan stabilitasnya dengan syarat aktivitas dari
sel tersebut masih tetap ada dan dapat digunakan secara kontinue. Imobilisasi
biomassa Chlorella sp. pada silika gel akan menghasilkan adsorben yang
akan meningkatkan daya adsorpsi.
Salah satu material
yang memiliki kandungan silika adalah abu terbang (fly ash). Abu terbang
merupakan limbah padat industri kelapa sawit dengan kandungan utama silika
sebesar 30,25%-36,83% (SiO2), alumina 14,52%-23,78% (Al2O3), dan besi oksida
13,46%-19,94% (Fe2O3), sisanya adalah kalsium, magnesium, natrium, dan belerang
(Paiton, 2002). Untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada biomassa Chlorella
sp. yang diimobilisasi pada silika gel, dilakukan karakterisasi dengan
Spektrofotometer Inframerah (IR) dan untuk mengetahui penurunan kadar ion logam
Zn oleh biomassa Chlorella sp. yang diimobilisasi pada silika gel digunakan
Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan variabel variasi pH, waktu kontak,
dan konsentrasi awal logam untuk menentukan kapasitas adsorpsi maksimum dari Chlorella
sp. yang diimobilisasi pada silika gel.
Proses Imobilisasi Biomassa Chlorella
sp. pada Larutan Natrium Silikat
Proses imobilisasi
mikroalga dengan larutan natrium silikat dilakukan dengan menggunakan metode
sol gel yaitu penambahan HCl. Penambahan larutan HCl pekat bertujuan untuk
proses pembentukkan asam silikat bebas, yang dapat berikatan membentuk dimer,
trimer dan seterusnya melalui reaksi polikondensasi dan pelepasan molekul H2O.
Mekanisme reaksi substitusi Na+ dari larutan natrium silikat oleh H+ dari
penambahan HCl membentuk asam silikat bebas dan gugus siloksan.
Spektra Clorella sp. yang diimobilisasi
pada silika gel menggunakan spektroskopi IR
Spektra Chlorella sp.
menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3695,61cm-1 yang merupakan
vibrasi ulur dari N-H primer. Adanya pita serapan melebar pada bilangan
gelombang 3000-3600 cm-1 yang menunjukan vibrasi ulur O-H berikatan dengan
hidrogen pusat pada 3425,58 cm-1. Pita serapan pada bilangan gelombang 2924,09
cm-1 menunjukkan adanya vibrasi ulur C-H. Vibrasi tekuk N-H dari gugus amina
terekam pada panjang gelombang 1519,91 cm-1, gugus ini merupakan bagian dari
gugus protein yang diperkuat dengan adanya serapan 1643,35 cm-1 sebagai serapan
C O (ikatan peptida). Pada bilangan gelombang 1450,47 cm-1 terdapat vibrasi
tekuk OH-karboksilat. Pita serapan disekitar bilangan gelombang 1111,00 cm-1
menunjukkan adanya vibrasi ulur asimetris Si-O-Si. Pita serapan disekitar
bilangan gelombang 1018,41 cm-1 diidentifikasi sebagai vibrasi ulur C-O. Pada
spektra Chlorella sp. yang telah diimobilisasi pada silika gel, terlihat
serapan di bilangan gelombang 3448,72 cm-1 yang merupakan serapan dari vibrasi
ulur O-H dari Si-OH. Adanya serapan kuat disekitar bilangan gelombang 1635,64
cm-1 menunjukkan vibrasi ulur C=O. Pita serapan yang cukup tajam di daerah
1087,85 cm-1 diidentifikasi sebagai vibrasi ulur asimetris Si-O-Si. Gugus-gugus
aktif inilah yang diharapkan dapat berinteraksi dengan logam Zn(II) pada saat
proses adsorpsi.
Penentuan pH Optimum
Penentuan pH optimum
dilakukan pada variasi pH 4, 5, 6, 7 dan 8 yang sesuai dengan bentuk spesies
Zn2+ pada pH tertentu. Hubungan antara variasi pH terhadap persentase logam
yang teradsorpsi. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa pada derajat
kepercayaan 95%, adsorpsi Chlorella sp. yang diimobilisasi pada silika gel
dengan variasi pH 4, 5, 6, 7, dan 8 tidak berbeda nyata. Oleh karena itu pH 6
dipilih sebagai pH optimum dalam penelitian. Dengan demikian pemilihan pH 6
berdasarkan pH air sungai yang berada di kisaran pH 6-7, sehingga jika
diaplikasikan pada sampel air sungai tidak diperlukan pengkondisian pH.
Adsorpsi ion seng (Zn2+) oleh biomassa Saccharomyces cerevisiae dengan
perlakuan NaOH memiliki pH optimum 6. Adsorpsi maksimum Zn(II) menggunakan
arang hayati (biocharcoal) kulit pisang kepok terjadi pada pH 6, serta adsorpsi
logam Zn(II) menggunakan kitin terikat silang glutaraldehid juga optimum di pH
6.
Penentuan Waktu Kontak Optimum
Penentuan waktu kontak
optimum dilakukan pada variasi 15, 30, 45, 60, dan 75 menit. Jumlah Zn(II) yang
teradsorpsi meningkat pada 30 menit pertama. Pada waktu kontak 30 menit telah
terjadi kenaikan adsorpsi dengan presentase tertinggi yaitu sebesar 97,28%.
Kenaikan proses adsorpsi dikarenakan semakin lama waktu kontak maka semakin
banyak adsorben yang akan berinteraksi dan bertumbukkan dengan larutan Zn(II)
sehingga semakin besar adsorpsi yang terjadi. Kesetimbangan terjadi pada waktu
kontak 30 menit sehingga pada waktu kontak 45-75 menit terjadi penurunan persen
adsorpsi dan cenderung konstan. Berdasarkan uji statistik pada derajat
kepercayaan 95 %, adsorpsi Chlorella sp. yang diimobilisasi pada silika gel
pada waktu kontak 15 menit berbeda nyata dengan waktu kontak 30, 45, 60 dan 75
menit. Pada waktu kontak 30 tidak berbeda signifikan dengan 15 menit, begitu
juga dengan waktu kontak 45, 60 dan 75 menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
waktu kontak optimum dalam penelitian ini adalah 30 menit.
Kapasitas Adsorpsi Chlorella sp. yang
diimobilisasi pada Silika Gel
Peningkatan jumlah
konsentrasi Zn(II) teradsorpsi pada awal konsentrasi Zn(II) hingga konsentrasi
18,05 mg/L. Hal tersebut disebabkan permukaan adsorben belum mengalami
kejenuhan sehingga adsorpsi masih cenderung meningkat. Semakin naiknya
konsentrasi Zn(II) maka semakin banyak molekul Zn(II) yang berinteraksi dengan
adsorben. Proses adsorpsi Zn(II) oleh Chlorella sp. yang diimobilisasi pasa
silika gel dapat dijelaskan dengan menggunakan dua persamaan isoterm yaitu
persamaan isoterm Langmuir dan persamaan isoterm Freundlich. Isoterm Langmuir
yang diperoleh dengan cara memplotkan nilai 1/Ce terhadap 1/qe. Kapasitas
adsorpsi maksimum kitosan terimobilisasi ditizon menurut isoterm Langmuir yaitu
sebesar 1,138 mg/g sedangkan nilai konstanta adsorpsi Langmuir sebesar 3,355.
Isoterm Freundlich yang diperoleh dengan memplotkan nilai log Ce terhadap log
qe. Hasil persamaan diperoleh nilai konstanta adsorpsi Freundlich, nilai
eksponen isoterm Freundlich, dan koefisien korelasi. Nilai konstanta adsorpsi
Freundlich menunjukan kapasitas adsorpsi yaitu sebesar 9,332 mg/g sedangkan eksponen
Freundlich yaitu sebesar 0,882. Berdasarkan nilai R2 yang diperoleh pada hasil
analisis, adsorpsi Zn(II) oleh Chlorella sp. yang diimobilisasi pada silika gel
secara matematis sesuai dengan model isoterm Langmuir dan Freundlich. Namun
nilai R2 pada isoterm Freundlich sebesar 0,882 lebih tinggi daripada isoterm
Langmuir yaitu 0,706. Isoterm Freundlich menunjukkan bahwa proses penyerapan
tersebut terjadi pada situs aktif yang bersifat heterogen. Jika dilihat dari
gugus-gugus fungsi pada Chlorella sp. Imobilisasi yang berperan dalam proses
adsorpsi yaitu gugus hidroksil, karbonil dan siloksan, maka dalam isoterm
adsorpsi Freundlich diasumsikan gugus gugus tersebut memiliki potensi
penyerapan yang berbeda beda.
Kesimpulan dari Adsorpsi Ion Logam Zn (II) Menggunakan
Biomassa Chlorella sp. yang
Diimobilisasi Pada Silika Gel : Adsorpsi logam Zn(II) optimum pada pH 6 dengan
waktu kontak 30 menit. Kapasitas adsorpsi maksimum Zn(II) oleh Chlorella sp.
yang diimobilisasi pada silika gel yaitu sebesar 9,332 mg/g.
Comments
Post a Comment