PENGERTIAN, HAKEKAT, DAN KARAKTERISTIK SEJARAH DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SKI
PENGERTIAN, HAKEKAT, DAN KARAKTERISTIK SEJARAH
DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN SKI
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas pada
Mata kuliah : Materi dan
Pembelajaran SKI MTs/ MA
Dosen : Mualimul Huda, M.Pd.I
Disusun oleh :
2.
Ahmad Junaidi (1310110049
3.
Randi Julianto (1310110058)
4.
Sulfiana Mufidah (1310110068)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TARBIYAH
/ PAI2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan bagian penting dari perjalan
sebuah umat, bangsa, negara, maupun individu. Keberadaan sejarah merupakan
bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu tanpa mengetahui
sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui. Melalui sejarah
pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran dari proses kehidupan suatu
umat, bangsa, negara dan sebagainya. Diantara pelajaran penting yang dapat
diambil dari sejarah adalah mengambil sesuatu yang baikdari suatu umat, bangsa
dan negara, untuk senantiasa dilestarikan dan dikembangkan.sedangkan terhadap
hal-hal yang tidak baik, sedapat mungkin ditinggalkan dan dihindari.
Melalui sejarah kita dapat mengetahui betapa
umat Islam pernah mencapai suatu kejayaan yang diakui oleh dunia internasioal.
Pada saat itu banyak orang-orang non muslim yang belajar kepada ilmuwan Muslim,
baik secara langsung maupun tidak. Banyak karya-karya tokoh ilmuwan Muslim yang
dipakai sebagai referensi ilmuwan Eropa sampai hampir tujuh abad, misalnya
karya Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, al-Hawarizmi dan
sebagainya. Kejayaan itu tentu tidak dapat dicapai begitu saja, tanpa adanya
suatu sebab yaitu usaha maksimal dari para ilmuwan Muslim.
Setelah kita mengetahui betapa pentingnya
sejarah maka dalam makalah ini akan membahas pengertian sejarah, hakikat
sejarah, karakteristik sejarah dan implikasinya dalam pembelajaran Sejarah
Kebdayaan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sejarah?
2. Bagaimana hakekat sejarah?
3. Bagaimana karakteristik sejarah?
4. Bagaimana implikasi sejarah dalam pembelajaran
Sejarah Kebdayaan Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sejarah
Kata sejarah berasal dari kata dalam bahasa arab syajarah, yang
berarti pohon. Syajarah an-Nasab berarti pohon silsilah. Kata ini
memberikan gambaran peradaban manusia dengan pohon, yang tumbuh berasal dari
biji kecil dan berkembang menjadi pohon yang rindang dan berkesinambungan.[1]
Kata syajarah tampaknya sulit untuk digunakan sebagai penisbatan makna
sejarah. Kata dalam bahasa arab yang sering digunakan untuk makna sejarah
adalah tarikh, qishah, hikayah, dan riwayah. Kata tarikh adalah
bentuk mufrad dari jama’ tawarikh. Kata tarikh berasal dari kata
kerja ‘arrakha-yu’arrikhu, kataba tarikhan, berarti menulis, mencatat
sejarah. Kata qishah adalah bentuk mufrod dari lafadz qashash berarti
cerita. Hikayat berarti juga cerita/ceritera atau juga dalam bahasa Indonesia
disebut hikayat. Adapun riwayah berasal dari kata rawa-yarwi berarti
meriwayatkan atau menceritakan, menyampaikan.
Sejarawan Indonesia, seperti Sartono Kartodirdjo dalam bukunya Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, membagi pengertian sejarah pada
pengertian subjektif dan objektif.
Sejarah dalam arti subjektif adalah suatu konstruk, yakni bangunan
yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Uraian atau cerita itu
merupakan suatu kesatuan yang mencakup fakta-fakta yang dirangkai untuk
menggambarkan gejala sejarah, baik proses maupun struktur. Disebut subjektif
tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur dari isi subjek (pengarang,
penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran sejarah adalah hasil penggambaran dari
pengarang sehingga memuat sifat-sifatnya, gaya bahasanya, struktur
pemikirannya, pandangannya dan lain-lain.
Sejarah dalam
arti objektif adalah kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah
dalam aktualitasnya. Kejadian tersebut sekali terjadi dan tidak dapat diulang
lagi.[2]
Sejarah menurut pandangan seorang sarjana Muslim Muhammad bin
Ibrahim al-Iji adalah suatu ilmu mengenai alam yang diciptakan oleh Allah SWT
yang mengandung ruang lingkup masa dan peristiwa yang menjadi objeknya ialah
makhluk itu sendiri terutama manusia dan kesan daripada aktivitas-aktivitas
manusia tersebut melahirkan maklumat dan peristiwa. Tujuannya untuk mengkaji
kedudukan individu-individu yang terkenal di dunia ini. Faedahnya yang paling
utama ialah untuk mengakui hasil penciptaan Allah SWT dengan kewujudan alam
ini. Sedangkan sejarah menurut pandangan sarjana Barat A. Marwick membagi pengertian
sejarah menjadi tiga. Pertama, sejarah merupakan keseluruhan masa lalu
seperti sebenarnya berlaku. Kedua, sejarah merupakan usaha manusia
mengurai dan mentafsir masa lalu, dan ketiga, sebagai kajian yang
sistematik terhadap masa lalu untuk suatu disiplin ilmu.[3]
Simpulan dari beberapa uraian di atas adalah
bahwa sejarah merujuk kepada setidak-setidaknya dua konsep yang berbeda, yaitu:
pertama,sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau dan
keseluruhan pengalaman manusia. Konsep ini memberikan pemahaman akan arti
objektif tentang masa lampau. Maka harus dipahami sebagai aktualitas atau
sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua,sejarah sebagai suatu cara yang
dengan fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan analisis. Konsep ini
menunjukkan pengertian sejarah yang subjektif, sebab peristiwa masa lampau
telah menjadi kisah.
B. Hakekat Sejarah
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia memiliki kesamaan filsofis
dengan kata syajarah dalam bahasa Arab yang berarti pohon. Pohon
merupakan gambaran suatu rangkaian geneologi, yaitu pohon keluarga yang
mempunyai keterkaitan erat antara akar,batang, cabang ranting, dan daun serta
buah. Keseluruhan elemen pohon ini memiliki keterkaitan erat, kendatipun yang
sering dilihat oleh manusia pada umumnya hanya batang
pohon saja, atu buahnya saja, akan tetapi
adanya pohon dan buah tidak
terlepas dari peran akar. Itulah filosofi sejarah, yang mempunyai keterkaitan
erat antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia mempunyai kesamaan arti dengan tarikh
dalambahasa Arab, geschichte bahasa Jerman) dan history (bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa
Yunani Iistoria (ilmu tentang
kronologi ikhwal manusia).
Menurut Ibnu Khaldun, dalam hakekat
sejarah terkandung pengertian observasi
dan usaha mencari kebenaran(tahqiq), keterangan yang mendalam tentang sebab dan
asal benda wujudi, serta pengertian dan pengetahuan tentang subtansi, esensi
dan sebab-sebab terjadinya peristiwa.
Sedangkan mnurut Franz Rosentl, sejarah adalah deskripsi tentang aktivitas
manusia yan terus menerus baik dalam bentuk individu maupun kelompok. Dari dua
pengertia tersebut menunjukkan bahwa evinisi pertama lebih bernuansa filosofis
yang berkaitan denga hakikat sesuatu, sedangkan definisi kedua lebih operasional. Menurut Prof. Nourozzama
ash-Shiddiqie, sejarah adalah peristiwa masa lampau yang tidak sekedar
informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga mmberikan interprestasi
atas peristiwa yang terjadi dengan melihat kepada hukum sebab-akibat. Dengan
adanya interpretasi ini, maka sejarah sangat terbuka apabila dikemukakan
bukti-bukti baru. Definisi ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sayyid
Quttub, bahwa sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa dan pengertian mengenai
hubungan-hubungan nyata dan tidak nyat yang menjalin seluruh bagian serta
memberikan dinamisme dalam waktu dan tempat.
Jadi sejarah bukan sekedar catatan bagi orang-orang yang lahir dan
orang-orang yang mati dan sekedar mengungkap kehidupan para penguasa dan
biografi para pahlawan, akan tetapi sejarah juga merupakan suatu ilmu yang
membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu suatu proses yang panjang sekali.
Sejarah berbeda dengan hikayat, legenda, kisah dan sebagainya. Sejarah harus
dapat dibuktikan kebenarannya dan logis.oleh karena itu, cerita yang tidak
masuk akal apalagi tidak dapat dibuktikan kebenarannya, maka tidak dapat
dikategorikan sebagai sejarah.[4]
C. Karakteristik
Karakteristik sejarah yang paling
mendasar adalah:
1.
Sifat Peristiwa
Sifat peristiwa
sejarah menyangkut hakekat dan makna peristiwa serta keunikan peristiwa.
a.
Hakekat dan Makna Peristiwa
Peristiwa yang menjadi obyek kajian ilmu
sejarah hanya peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia secara langsung, dan
memiliki signifikansi (arti atau makna penting) serta besar pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia secara luas. Hal itu berarti, sejarah adalah ilmu tentang manusia, tepatnya ilmu
tentang pengalaman dan kiprah manusia di masa lampau.
b.
Keunikan Peristiwa
Selain hakekat dan makna peristiwa, studi sejarah juga ditujukan
pada keunian peristiwa. Keunikan itu mungkin menyangkut individu, institusi,
situasi bahkan mungkin juga ide. Keunikan unsur-unsur peristiwa itu menjadi
bahan pertanyaan, mengapa? (why). Oleh karena itu, keunikan peristiwa merupakan
salah satu alasan bagi pemilihan topik
penelitian sejarah.
2.
Perspektif Waktu
Penelitian dan
penulisan sejarah mengacu pada periodisasi (pembabakan waktu). Peristiwa yang
dikaji harus jelas ruang-lingkup temporalnya.
3.
Sifat Fakta
Penulisan
sejarah harus berdasarkan fakta. Fakta sejarah adalah hasil seleksi atas sifat
fakta (kuat atau lemah).[5]
D. Implikasi Terhadap
Pembelajaran SKI
Sejarah
termasuk dalam kategori ilmu humaniora, yaitu disiplin ilmu yang membahas
hal-hal yang berhubungan dengan manusia dan masyarakat. Adapun implikasi
sejarah pada pembelajaran SKI adalah:
1.
Implikasi terhadap bahan ajar
Bahan atau
materi sejarah yang dipelajari siswa dari pembelajaran sejarah hendaknya
menguraikan suatu peristiwa sejarah tidak saja mengungkapkan pengetahuan
tentang apa, siapa, dan di mana, tetapi lebih ditujukan mengetahui mengapa dan
bagaimana peristiwa itu terjadi, alasan-alasan yang mendasari suatu peristiwa.
Keterbatasan
materi sejarah seperti yang diharapkan dari buku-buku teks Sejarah Kebudayaan
Islam yang ada saat ini membutuhkan kreatifitas guru SKI untuk mengaplikasikan
pemahamannya mengenai wawasan dan kesadaran sejarah dalam meramu materi
pembelajaran sejarah dengan menggali dan mengangkat ke permukaan aspk-aspek
kejiwaan dari peristiwa sejarah yang akan dipelajari siswa. Bahan-bahan sejarah
yang bisa dikembangkan selain buku-buku teks yang dianggap konvensional adalah:
a.
Narasi. Bahan-bahan ajar itu bisa berupa kemampuan bercerita yang
dimiliki oleh guru.
b.
Gambar dan Peta. Gambar menjadi media yang mewakili ketidakhadiran
bukti-bukti sejarah dan itu akan mengantarkan siswa untuk mempelajari peristiwa
sejarah itu.
c.
Dokumen dan Benda Sejarah. Salah satu bukti-bukti sejarah itu
adalah dokumen dan benda-benda yang masih tersisa.
d.
Tempat Bersejarah. Dengan melakukan kunjungan ke tempat bersejarah,
inilah media yang sangat konkrit dan bisa dirasakan siswa secara langsung.
2.
Implikasi terhadap proses pembelajaran
Pembelajaran
sejarah yang baik dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua unsur
atau dimensinya, pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa.
Fakta dan peristiwa sejarah penting untuk dihadirkan kepada siswa. Contoh, metode
inquiry sebagai cara berfikir sejarah bisa diterapkan pada saat
pembelajaran sejarah sekaligus membimbing siswa untuk menguasai keterampilan.
Beberapa metode
yang bisa dipakai untuk mempelajari sejarah adalah belajar berbasis masalah.
Siswa dihadapkan pada situasi sejarah yang bermasalah, seperti mengubur anak
perempuan hidup-hidup pada masa pra islam. Implikasi lain dari hakikat sejarah
terhadap pembelajaran adalah pergeseran posisi guru dan siswa.
Implikasi
berikutnya dari strategi pembelajaran yang bervariasi ini adalah pelaksanaan
penilaian kelas dari pelajaran sejarah kebudayaan islam. Penilaian belajar
siswa harus dilaksanakan dengan cara bervariasi juga. Adapun karakteristik mata
pelajaran sejarah adalah sebagai berikut:
a. Sejarah terkait
dengan masa lampau
b.
Sejarah bersifat kronologis
c.
Ada tiga unsur penting dalam
sejarah, yakni manusia, ruang dan waktu
d.
Perspektif waktu merupakan
dimensi yang sangat penting dalam sejarah
e.
Dalam sejarah ada prinsip
sebab-akibat
f.
Sejarah pada hakikatnya
adalah dinamis
Tujuan
pembelajaran sejarah bisa dibedakan menjadi tiga :
a.
Mampu memahami sejarah
kebudayaan islam
b.
Siswa memiliki wawasan sejarah
c.
Siswa memiliki kesadaran sejarah[6]
E. Analisa
Sejarah disebut
dengan syajarah yang berarti pohon dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca
silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang terkecil sampai berkembang
menjadi besar, maka hal tersebut sejarah diartikan sebagai silsilah keturunan
raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja di masa lampau.
Secara umum
pengertian sejarah adalah kejadian yang terjadi di masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-peninggalan tersebut adalah sumber sejarah. Sejarah dapat juga diartikan
sebagai cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan
proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek
kehidupannya yang terjadi di masa lampau.
Sejarah
merupakan bagian penting dari perjalanan sebuah umat, bangsa, Negara, maupun
individu. Keberadaan sejarah merupakan bagian dari proses kehidupan itu
sendiri. Oleh karena itu tanpa mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak
akan dapat diketahui. Melalui sejarah pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran
dari proses kehidupan suatu umat, bangsa, Negara dan sebagainya.
Implikasi
terhadap bahan ajar dibutuhkan kreatifitas guru untuk memilih dan memprsiapkan
bahan selain buku ajar, yang bisa membantu siswa menikmati dengan tidak
meninggalkan unsure manfaatnya. Prinsip dari pemenuhan bahan ajar itu adalah
terletak pada pengaruhnya, apakah dia bisa menjadi jembatan sejarah yang bisa
dilalui oleh siswa untuk sampai pada tempat peristiwa bersejarah itu terjadi.
Gruru kelas bisa menulis sendiri dengan cara memodifikasi buku teks sedemikan
rupa sampai bisa membangkitkan imajinasi anak untuk memasuki dunia sejarah.
Sedangkan
implikasi terhadap pembelajaran SKI, dengan menggunakan metode inquiry
siswa dan guru tidak belajar materi sejarah, tapi inti sejarah. Siswa ikut
mempelajari dan memahami cara kerja ilmiah untuk mencari kebenaran itu artinya
bahwa siswa sudah terlibat membangun pengetahuannya. Hal ini juga menimbulkan
kesadaran ilmiah bahwa pengetahuan itu mengandung proses dinamis, bukan fakta
statis.
Salah satu
karakter yang melekat dengan sejarah adalah sifatnya yang lampau. Sifat ini
bisa tidak mengundang siswa untuk mempelajarinya, karena orientasi mereka
adalah dunia masa depan. Bahkan, sjarah bisa menjadi beban tersendiri yang
menghambat perkembangan siswa kalau tidak diphami scara kritis. Siswa harus
dimotivasi bahwa pengetahuan sejarah adalah modal besar untuk mengarungi masa
kini dan menyongsong masa depan. Sejarah adalah modal untuk mengembangkan
kehidupan pribadi dan sosial. Dengan pengetahuan sejarah, siswa mempunyai kunci
untuk melihat apa yang dapat dilakukan di masa depan dengan bercermin pada
sejarah. Untuk meningkatkan manfaat pengetahuan sejarah, dibutuhkn pembelajaran
yang bisa menghubungkan peristiwa masa lalu engan masa depan. Pembelajaran ini
bisa diwujudkan dengan cara kontekstualisasi fakta dan nilai-nilai sejarah,
pembelajaran kontekstual dibutuhkan untuk menimbulkan pentingnya makna sejarah
sebagai modal untuk membangun masa depan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sejarah merujuk kepada setidak-setidaknya dua
konsep yang berbeda, yaitu: pertama,sejarah yang tersusun dari
serangkaian peristiwa masa lampau dan keseluruhan pengalaman manusia. Konsep
ini memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Maka harus
dipahami sebagai aktualitas atau sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua,sejarah
sebagai suatu cara yang dengan fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan
dan analisis. Konsep ini menunjukkan pengertian sejarah yang subjektif, sebab
peristiwa masa lampau telah menjadi kisah.
2. Sejarah bukan sekedar catatan bagi orang-orang
yang lahir dan orang-orang yang mati dan sekedar mengungkap kehidupan para
penguasa dan biografi para pahlawan, akan tetapi sejarah juga merupakan suatu
ilmu yang membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu suatu proses yang
panjang sekali. Sejarah harus dapat dibuktikan kebenaannya dan logis. Karakteristik
sejarah yang mendasar dapat dilihat dari sifat peristiwa yang meliputi hakekat
dan makna peristiwa serta keunikan peristiwa, perspektif waktu dan sifat fakta.
3. Implikasi terhadap bahan ajar meliputi narasi,
gambar dan peta, dokumen dan benda sejarah, dan tempat bersejarah. Sedangkan
implikasi terhadap pembelajaran Pembelajaran
sejarah yang baik dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua unsur
atau dimensinya, pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa.
Fakta dan peristiwa sejarah penting untuk dihadirkan kepada mahasiswa.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat
membantu kita dalam mengetahui tentang Sejarah Kebudayaan Islam dan
implikasinya terhadap pembelajaran di sekolah serta dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dedi Supriyadi,
Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2008
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang;2009
Mubasyaroh, Sejarah
Dakwah, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2014
http://pai.stai-aljawami.ac.id/index.php/course/implikasi-hakekat-sejarah-terhadap-ski, Diunduh 16 Febuari
2016, Pukul 10.45
[1] Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam,
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2014, hlm. 20
[2]
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, CV Pustaka Setia, Bandung,
2008, hlm. 14
[3]
Mubasyaroh, Sejarah Dakwah, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm.
9-12
[6]http://pai.stai-aljawami.ac.id/index.php/course/implikasi-hakekat-sejarah-terhadap-ski, Diunduh 16 Febuari 2016,
Pukul 10.45
As reported by Stanford Medical, It is indeed the one and ONLY reason this country's women get to live 10 years more and weigh 19 kilos lighter than we do.
ReplyDelete(By the way, it is not related to genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING to do with "HOW" they eat.)
P.S, What I said is "HOW", not "WHAT"...
Click on this link to determine if this brief test can help you decipher your true weight loss potential