KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antarpribadi atau antarorang dalam suatu sistem tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tipe – tipe pemimpin : a. The autocratic leader, pemimpin yang menganggap bahwa kewajiban pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, mengarahkan, memberi motivasi dan pengawasan terpusat ditangannya. b. c. The participative leader, pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya dengan konsultasi. Ia tidak mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, tetapi mencari berbagai berbagai masukan dan pendapat serta pemikiran tentang keputusan yang akan diambilnya. The free rein leader, pemimpin yang mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada bawahan. Perilaku kepemimpinan : a. Mengarahkan tinggi & mendorong rendah, adalah gaya kepemimpinan yang sangat banyak prilaku mengarahkan atau memberi perintah dan sangat kurang menumbuhkan dukungan dan dorongan semangat. b. c. d. Mengarahkan tinggi & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat rinci dalam memberikan perintah dan mengawasi, namun juga akomodatif terhadap pendapat bawahan dan menuntut hasil kerja maksimal. Mengarahkan rendah & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat jarang memberikan arahan namun memotivasi bawahan secara maksimal serta melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. Mengarahkan rendah & mendorong rendah, adalah gaya pemimpin yang melimpahkan semua keputusan, tanggungjawab dan wewenangnya kepada bawahan. Gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan sangat bergantung pada perilaku anggota atau bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan perilaku anggota atau bawahan : a. Gaya kepemimpinan memerintah. Dikembangkan apabila bawahan tidak mampu dan tidak mau memegang tanggung jawab melakukan sesuatu, tidak berkemauan dan tidak percaya diri.Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci dan melakukan pengawasan ketat. b. c. d. 5. Gaya kepimpinanan mengajak. Efektif dikembangkan apabila bawahan punya rasa percaya diri tapi tidak trampil melaksanakan tugas. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci tapi juga memberikan dorongan atau semangat kepada bawahan. Gaya kepemimpinan melibatkan. Bawahan yang mempunyai ketrampilan tinggi tapi tidak mau atau tidak percaya diri untuk melaksanakan tugas harus diimbangi dengan oleh pemimpin dengan mengembangkan gaya kepemimpinan melibatkan. Pemimpin perlu melakukan komunikasi dua arah, mendengarkan dan aktif memberikan semangat dan dorongan tapi sedikit saja memberikan arahan. Gaya kepemimpinan melimpahkan. Apabila anggota atau bawahan mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam melaksanakan tugas, maka pemimpin dapat mengembangkan gaya sedikit saja memberikan arahan dan sedikit memberikan dorongan. Pemimpin tinggal mengidentifikasi permasalahan yang mungkin ada, tapi bawahan yang memecahkan, memutuskan bagaimana, kapan dan dimana tindakan tersebut dilakukan. Tidak ada satupun gaya kepemimpinan “terbaik”, para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi. 6. 7. 8. 9. Komunikasi adalah : a. Proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan) dan pesan yang disampaikan harus diterima dan dimengerti. b. c. Proses untuk melakukan dan menerima informasi, pengaruh, mekanisme, perubahan serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan. Proses penyampainan pikiran, perasaan atau kemauan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang tertentu yang bermakna sama bagi kedua belah pihak. Bentuk komunikasi : a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. b. Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang disampaikan melalui gerak – gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi muka (facial expression) dan lain – lain. Hambatan yang dapat terjadi pada proses komunikasi antara lain disebabkan oleh sifat egois, emosional, hubungan yang tidak serasi, pengalaman masa lalu, lingkungan yang tidak mendukung, perbedaan status sosial, perseteruan, kharisma, pembelaan diri dan stigma. Kerja sama dapat terjalin jika banyak pihak yang memiliki kemampuan dan ikut bekerja dalam mencapai tujuan. Bekerja sama tidak sama dengan “bekerja bersama” .Pengertian dan ketrampilan kerja sama sangat perlu dipahami oleh masing – masing pihak yang terlibat dalam suatu pencapaian tujuan. 10. Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama : a. Masing – masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing – masing. Karena mustahil dapat terjalin kerja sama yang mantap kalau ada pihak yang meragukan kemampuan pihak lain. b. c. d. e. Masing – masing pihak yang akan kerja sama harus mengerti dan memahami masalah yang dihadapi. Masing-masing pihak yang bekerjasama harus cukup mampu dan berkesempatan saling berkomunikasi sehingga akan lebih memperjelas masalah dan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing pihak. Kesadaran dan pengakuan terhadap kemampuan masing-masing harus menimbulkan kepekaan kepada semua pihak dan bersedia saling berbagi. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar semuanya dapat berdayahasil dan berhasilguna, perlu ada pengaturan atau koordinasi yang baik. 11. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi berarti menimbulkan dorongan, minat, kesediaan dan tekad pada diri seseorang untuk berbuat. 12. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan : a. Memberikan penghargaan, baik fisik maupun non fisik. b. c. d. Memberikan perhatian yang tulus, pujian, melibatkan partisipasi yang utuh, kepercayaan yag lebih besar, keterbukaan, kekeluargaan dll. Menciptakan persaingan sehat, mengendalikan konflik, iklim kerja yang kondusif. Memberikan kesempatan mengembangkan diri dan kapasitas.
Comments
Post a Comment