perencanaan pendidikan (berbagi pendekatan dalam pembelajaran agama)
Pendidikan Islam merupakan suatu kegiatan yang mengarahkan dengan
sengaja perkembangan seseorang sesuatu atau sejalan dengan nilai-nilai islam.
Dari
pengertian diatas, pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat manusia, hampir
tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan sebagai alat alat
pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan untuk
menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang . Upaya
pendidikan yang dilakaukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yangsignifikan
dengan rekayasa bangsa tersebu dimasa mendatang. Dengan demikian, “pendidikan
merupakan sarana terbaik untuk menciptakan
suatu generasi baru pemda-pemudi yang tidak akan kehilangan ikatan dengan
tradisi mereka sendiri, tapi juga sekaligus tidak menjadi bodoh secara
intelektual atau terbelakang dalam pendidikan mereka atau tidak menyadari
adanya perkembangan-perkembangan disetiap cabang pengetahuan manusia”.
Pendidikan merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsug seumur hidup.
Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapka pada perubahan zaman. untuk
itu, mau tak mau pendidikan harus didesain menikuti irama perubahan tersebut.
Apabila pendidikan tidak didesain mengikuti perubahan , pendidikan akan
ketingalan dengna laju perkembangan zaman itu sendiri. Siklus perubahan pendidikan yang dimaksud pada uraian
di atas, dapat dielaskan sebagai berikut. Pendidikan dari masyarakat, didesai
mengikuti irama peubahan dan kebutuhan masyarakat . misalnya pada peradaban
masyarakat agraris , pendidikan didesain relevan dengan irama perkembangan
peradaban masyarakat agraris dan kebutuhan masyarakat pada era tersebut. Begtu
juga peradaban masyarakat industrial dan informasi, pendidikan didesain
mengikuti irama peerubahan dan kebutuhann masyarakat pada era industri dan
informasi, informasi, dan seterusnya. Demikian siklus perkembangan perubahan
pendidikan, kalau tidak pendidikan akan ketingglan dari perubahan zaman yang
begitu cepat. Oleh sebab itu, perubahan
pendidikan harus relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat
pada era tersebut,baik pada konsep, materi dan kurikulum, proses, fungsi serta
tujuan lembaga-lembaga pendidikan.
Pendidian merupakan persoalan penting bagi semua umat. Pendidikan
selalu menjadi tumpuan hrapan untuk mengembangkan
individu dan masyarakat. Maka, setiap institusi pendidikan niscaya mendambakan dan
ikut serta berupaya melahirkan generasi penerus (output) yang selain memiliki
keunggulan bersaing (competitive advantage )untuk menjadi subjek daam
percaturan didunia kerja, juga memiliki kepribadian yang uutuh (integrted
personality) sehingga dapat memakmurkan dan memuliakan kehidupan material dan
spiritual diri, keluarga, dan masyarakatnya berdasarkan nilai-nilai islam.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam proses pendidikan islam dan pengajaran
islam diperlukan pendekatan yang
bersifat multi approach (bayak pendekatan).
2.
Macam-macam Pendekatan Pebelajaran Agama
1)
Pendekatan
religius, yang menitiberatkan kepada pandangan bahwa manusia adalah makhluk
yang berjiwa religius denga bakat-bakat keagamaan.
2)
Pendekatan
Filosofis, yang memandang ahwa manusia adalah makhluk rasional atau homo sapiens, sehingga segala sesuatu yang
menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan
sampai pada titik maksimal perkembangannya.
3)
Pendekatan
sosio kultural, yang bertumpu pada pandangan bahwa manusia adalah makhluk
bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo sosialis dan
homo legatus dalam kehidupan bermasyarat berkebudayaan. Dengan demikiaan
pengaruh lingkungan masyarakat dan pengembangan kebudayaannya sangat besar
artiya bagi proses pendidikan dan individunya.
4)
Pendekatan scintific, yang mana titik beratnya terletak
pada pandangan bahwa manusia memiliki
kemampuan menciptakan (kognitif), berkemauan dan merasa (emosionl atau
afektif). Pendidikan harus dapat mengembangkan kemampuaan analitas dan
reflektif dalam berfikir.
3.
Metode dalam Pendidikan Islam
Ruang lingkup pembahasan metode pendidikan dengan sendirinya
memasukan masalah proses pengajaran, yaitu terjadinya proses mengajarkan dan
belajar, baik diruang kelas, maupun di luar kelas. Dalam hubungannya dengan
proses mengajar dan belajar maka faktor metode mengajar (teaching method)
merupakan suatu alat yang penerapannya diarahkan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki sesuai dengan tujuan-tujuan yang dirumuskan dalam program
pengajaran.
Metode pengajaran merupakan salah satu aspek pembahasan metode
pendidikan dipandang sebagai alat yang dipergunakan untuk menyajikan bahan
pelajaran menurut tujuan instruksional yang telah diterapkan dalam ruang
lingkup tujuan institusional umum dan khusus. Demikian pula metode pendidikan
Islam sebagai komponen ilmu yang menunjang keberhasilan ilmu pengetahuan
induknya (dalam hal ini ilmu pendidikan Islam), metode pendidikan tidak bisa
lain harus sejalan dengan substansi dan tujuan yang identik dengan substansi
dan tujuan ilmu pengetahuan induknya.
Dalam proses pendidikan, metode mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam upaya pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana yang
bermaknakan materi pelajaran yang tersusun dalam kurikulum pendidikan sehingga
dapat dipahami atau diserap oleh manusia didik menjadi pengertian-pengertian
yang fungsional terhadap tingkah lakunya.
Ada tiga aspek nilai yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam
yang direalisasikan melalui metode yang mengandung watak dan relevansi:
Pertama, membentuk manusia didik menjadi hamba Allah yang mengabdi kepada-Nya semata; Kedua, bernilai edukatif yang mengacu
kepada petunjuk Al-Qur’an; Ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan
sesuai ajaran Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an ada beberapa isyarat tentang metode
pendidikan Islam, dan secara global dapat dikelompokkan menjadi tiga.
1.
Metode
pemahaman
Metode ini
menuntut pemahaman anak didik terhadap apa yang telah disampaikan. Berikut ini
jenis metode tersebut:
a.
Penggunaan
rasio
Metode ini
merupakan salah satu cara yang dianjurkan Al-Qur’an yang dijelaskan dalam
beberapa ayat. Dalam metode ini manusia dianjurkan agar memfungsikan akal
secara optimal untuk mencari kebenaran sehinga ia dapat mengoptimalisasikan logika
untuk melihat kebenaran dan kesalahan serta untuk membedakan antar yang haq
dan yang bathil yang semata-mata didasarkan pada kajian empirik dan
bukan taklid buta. Oleh karena itu, setiap amalan yang disyariatkan
Islam selalu didasrkan pada keimanan. Sementar iman yang benar adalah yang
didasrka pad ilmu.
Al-Qur’an
banyak menggunakan retorika yang variatif untuk menganjurkan akal agar
memikirkan illat di balik yang diwahyukan. Dialektika tersebut sangat baik jika
digunakan dalam pendidikan, karena anak didik akan merasa puas jika setiap ilmu
yang dipelajari, tingkah laku yang dilakukan, perintah yang dilaksanakan serta
larangan yang dijauhi diketahui illat-nya, bukan semata-mata lantaran Tuhan
telah mengatakan begini dan begitu atau karena ilmu menganjurkan begini dan
begitu, tetapi didasrkan pada argumen yang jelas mengapa hal tersebut
dilakukan.
Al-Qur’an
menyeru manusia untuk melakukan percobaan(experiment) guna menegaskan
kebenaran yang telah disampaikan. Hal ini sebagaiman dijumpai dialog Nabi Ibrahim
dalam Al-Qur’an (QS Al-Baqarah [2] ayat 260)
øÎ)ur tA$s% ÞO¿Ïdºtö/Î) Éb>u ÏRÍr& y#ø2 Çósè? 4tAöqyJø9$# ( tA$s% öNs9urr& `ÏB÷sè? ( tA$s% 4n?t/ `Å3»s9ur £`ͳyJôÜuÏj9 ÓÉ<ù=s% ( tA$s% õãsù Zpyèt/ör& z`ÏiB Îö©Ü9$# £`èd÷ÝÇsù y7øs9Î) ¢OèO ö@yèô_$# 4n?tã Èe@ä. 9@t6y_ £`åk÷]ÏiB #[ä÷ã_ ¢OèO £`ßgãã÷$# y7oYÏ?ù't $\÷èy 4 öNn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# îÍtã ×LìÅ3ym ÇËÏÉÈ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika
Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau
menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum yakinkah kamu
?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar
hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau demikian)
ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah
semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan diatas tiap-tiap
satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka,
niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Dalam
dialog tersebut Ibrahim ingin mengetahui rahasia ciptaan Tuhan yang ada di
alam, bukan masalah keimanan untuk mengetahui rahasia illahi ketika ia
melaksanakan per, bukan masalah keimanan untuk mengetahui rahasia Ilahi ketika
ia melaksanakan perbuatan. Rasa hasil uji coba yang dilakukan manusia tidak
sama dengan rasa keimanan dengan hal-hal yang gaib. Alaqur’an mengisyaratkan
perlunya uji coba empirik untuk mengetahui rahasia alam untuk menenagkan hati
dan meneguhkan keyakinan. Jika pikiran manusia menemukan kebuntuan dan
terhalang oleh masalah, alqur’an mengisyaratkan agar kembali kepada rujukan
yang benar berdasarkan logika ilmiah.
Firman
allah swt : (QS.Al-nahl ayat 43)
!$tBur $uZù=yör& ÆÏB y7Î=ö6s% wÎ) Zw%y`Í ûÓÇrqR öNÍkös9Î) 4 (#þqè=t«ó¡sù @÷dr& Ìø.Ïe%!$# bÎ) óOçGYä. w tbqçHs>÷ès? ÇÍÌÈ
Artinya: “ Dan
Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri
wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan[828] jika kamu tidak mengetahui ”.
Oleh karena
itu, pendidikan Islam harus menentukan langkah dalam mencanangkan program
pendidikan dan pengajaran, yaitu dengan membenahi langkah sehingga pengajar
bersikap lapang dada yang dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan anak didik
yang baik. Sikap keterbukaan pandangan ini bukan hanya pada pengajar, melainkan
juga pada pengajar. Kebekuan pola pikir masyarakat, disebabkan keyakinan
terhadap sesuatu yang bukan pasti. Padahal keyakinan sebenarnya ialah
difungsikan terhadap yang gaib, sementara terhadap empirik lebih dibutuhkan
rasionalitas. Dengan demikian, alqur’an juga melarang penggunaan prasangka (zhann)
dan mengatakan sesuatu yang tidak didasarkan pada ilmu.
Firman
allah : (QS Yunus ayat 36)
$tBur ßìÎ7Gt óOèdçsYø.r& wÎ) $Zsß 4 ¨bÎ) £`©à9$# w ÓÍ_øóã z`ÏB Èd,ptø:$# $º«øx© 4 ¨bÎ) ©!$# 7LìÎ=tæ $yJÎ/ tbqè=yèøÿt ÇÌÏÈ
Artinya; “ Dan kebanyakan mereka
tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak
sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
apa yang mereka kerjakan.”
b.
Metode tamsil dan tasybih
Metode ini
digunakan untuk memudahkan dalam menjelaskan sesuatu yang immateri dengan cara
yang mudah dengan memberikan tamsil (perumpamaan) agar mudah dicerna oleh
rasio. Tamsil ini merupakan salah satu metode yang dominan digunakan untuk
menyampaikan pesan Ilahi yang tertuang dalam kitab suci.
Firman Allah : (QS.
Al-ankabut ayat 43)
ù=Ï?ur ã@»sVøBF{$# $ygç/ÎôØnS Ĩ$¨Z=Ï9 ( $tBur !$ygè=É)÷èt wÎ) tbqßJÎ=»yèø9$# ÇÍÌÈ
Artinya; “Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.”
Metode ini
banyak digunakan oleh ahli ilmu eksakta, karena ilmu tersebut hanya bisa
dipahami dengan menggunakan bantuan analogi untuk mencapai objek yang ingin di
capai.
Comments
Post a Comment