MATERIALISME
Kata
Pengantar
Puji
Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul tentang “ Materialisme “. Makalah ini diharapkan
dapat lebih membantu pemahaman mengenai mata kuliah yang bersangkutan dengan
judul makalah ini.
Makalah
ini kami buat dengan tujuan agar lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
bagi kami maupun mahasiswa / mahasiswi yang akan membaca / mempelajari tentang
makalah kami ini. Serta memberi penyadaran buat pembaca bahwa Materialisme
adalah penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam lingkungan mahasiswa yang
intelek.
Tidak
pula lupa, kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.
Kudus,01 November 2013
Para Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian materialisme............................................................................ 2
2.2 Tokoh-tokoh
materialisme........................................................................ 3
2.3 Aliran-aliran dalam
materialisme.............................................................. 4
BAB II PENUTUP
3.1 Simpulan................................................................................................... 12
3.2 Kritik Dan Saran...................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam pandangan epikuros,kita menemukan materialisme
di zaman kuno dan zaman modern,tapi tidak ada materialisme pada abad
pertengahan.
Materialisme merupakan
faham dalam filsafat yang mengatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas
materi dan semua kejadian yang terjadi di alam ini merupakan hasil dari
interaksi material. Materialisme tidak mengakui identitas yang
bersifat nonmaterial seperti : roh, hantu, setan, dan malaikat, hal ini berarti
para pelaku immaterial itu tidak ada. Tidak ada allah atau dunia
supranatural/adikodrati.
Akan tetapi seperti halnya dalam faham filsafat
yang lain seperti idealisme, positivisme, pragmatisme, yang memiliki para
pendukung dalam filsafatnya, dalam faham filsafat
ini pun terdapat para pendukungnya dintaranya Thales, Anaximandros, dll.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah di uraikan, dapat dirumuskan masalah-masah yang akan
dibahas dalam dalam makalah ini, yaitu:
1.
Apa pengertian materialisme?
2.
Siapa tokoh-tokoh materialisme?
3.
Apa saja aliran-aliran dalam materialisme?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari aliran-aliran tersebut diatas
2.
Untuk mengetahui tokoh-tokoh yang
berperan dalam aliran-aliran dalam filsafat tersebut diatas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Materialisme
Kata
materialisme terdiri dari kata materi dan isme. Materi dapat dipahami sebagai
bahan, benda, segala sesuatu yang tampak. Materialisme adalah pandangan hidup
yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam
kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam. Sementara
itu, orang-orang yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham (ajaran) materialisme
atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata (harta, uang, dan
sebagainya).
Materialisme adalah
paham filsafat yang meyakini bahwa esensi kenyataan, termasuk
esensi manusia bersifat material atau fisik. Ciri utama dari kenyataan fisik
atau material adalah bahwa ia menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan (res
extensa), dan bersifat objektif. Karena menempati ruang dan waktu serta
bersifat objektif, maka ia bisa diukur, dihitung, dan diobserfasi. Alam
spiritual atau jiwa, yang tidak menempati ruang, tidak bisa disebut esensi
kenyataan, dan oleh karena itu ditolak keberadaannya.[1]
Para materialis percaya bahwa tidak ada kekuatan apa
pun yang bersifat spiritual di balik gejala atau peristiwa yang bersifat
material itu. Kalau ada peristiwa yang masih belum diketahui, atau belum bisa
dipecahkan oleh manusia, maka hal itu bukan berarti ada kekuatan yang bersifat
spiritual di belakang peristiwa itu, melainkan karena pengetahuan dan akal kita
saja yang belum dapat memahaminya.
Nama lain dari Materialisme adalah
Naturalisme. Materialisme atau Naturalisme percaya bahwa setiap
gejala, setiap gerak, bisa dijelaskan berdasarkan hukum kausalitas, hukum sebab
akibat, atau hukum stimulus-respons. Gejala yang kita amati tidak bergerak
dengan sendirinya, melainkan karena ada sebab eksternal yang mendahului atau
menggerakannya. Misalnya bergeraknya bola bilyard, karena ada bola lain yang
menabraknya, atau karena ada orang yang menyodokan tongkat bilyrdnya. Tindakan
agresif yang diakukan manusia tidak terjadi begitu saja, melainkan karena
respons dari bagian-bagian tertentu didalam system syaraf pusat manusia
terhadap stimulus tertentu, sehingga tanpa dibendung, ia mampu melakukan
tindakan agresif.
Ketika faham ini muncul pertama kali tidak ada orang
yang menanggapinya secara serius hal ini disebabkan banyaka ahli filsafat
yang menganggap faham ini aneh dan mustahil. Namun sekitar abad 19 faham Materialisme
ini tumbuh subur di barat karena sudah banyak filosof yang menganut faham
tersebut.
Diantara beberapa pendapat tentang Materialisme
yaitu :
- Tidak ada sesuatu yang bersifat non-material seperti ruh, hantu, setan, malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada
- Tidak ada tuhan atau Adikodrati (supranatural). Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi aktifitas materi
- Setiap peristiwa mempunyai sebab material, dan penjelasan material tentang semua itu merupakan satu-satunya penjelasan yang tepat
- Materi dan aktifitasnya bersifat abadi. Tidak ada sebab atau penggerak pertama
- Bentuk material dari barang-barang dapat diubah, tapi materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
- Tidak ada kehidupan yang kekal. Semua gejala perubahan, akhirnya melampaui eksistensi yang kembali lagi ke dasar material Primordial, abadi dalam suatu peralih-wuju dan kembali yang abadi dari materi.
Akan tetapi faham Materialisme ini
banyak yang menentangnya salah satunya adalah para tokoh agama karena
terang-terangan tidak mengakui tuhan. Seorang Anti-Materialisme
bernama Friedrich Paulsen berkata “ Kalau Materialisme itu benar,
maka segala sesuatu di dunia ini akan dapat diterangkan, termasuk bagaimana
atom membentuk teori Materialisme itu sendiri yaitu dapat
berfikir dan berfilsafsat”. Ternyata hal itu sama sekali tidak dapat dijelaskan
oleh kaum Materialisme.
2. Tokoh-Tokoh Materialisme
Didalam berbagai faham atau aliran dalam filsafat terdapat
tokoh-tokoh atau para pendukung dalam filsafat tersebut, begitu
pula dalam filsafat Materialisme ini, filsafat
Materialisme inilah yang mempengaruhi filosof alam dalam
menyelidiki asal-usul kejadian alam ini. Diantaranya adalah :
- Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa asal usul alam ini adalah air
- Anaximandros (610-545 SM) berpendapat bahwa asal usul alam ini adalah aperion, yaitu unsure yang tak terbatas
- Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa asal usul alam ini adalah udara
- Heraklitos (540-475 SM) mengatakan bahwa asal usulnya adalah api
- Demokritus (460-360 SM) mengatakan bahwa hakikat atom-atom yang amat banyak dan halus adalah asal dari kejadian alam ini.
Kaum Materialisme menyangkal adanya jiwa
atau roh, mereka menganggapnya hanya sebagai pancaran materi saja. Bahkan
Ludwig Feueurbach (1804-1872) yang dinggap sebagai pengikut dari Hegel
mengatakan bahwa baik pengetahuan maupun tindakan berlaku adagium, artinya
terimalah dunia yang ada, bila menolak agama/metafisika. Karl Max pun
mengatakan bahwa tugas seorang filosof itu bukan untuk menerangkan dunia,
tetapi untuk mengubahnya.[2]
3. Aliran-Aliran Dalam Materialisme
Didalam filsafat materialisme
terdapat beberapa jenis yaitu :[3]
- Materialisme Mekanik
Materialisme Mekanik
adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan
metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan
bergerak dan berubah, gerakannya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak
yang tetap selamnya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop)
seperti mesin tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materialisme mekanik
tersistem ketika ilmu tentang mekanik mulai berkembang dengan pesat, tokoh-tkoh
yang terkenal sebagai pendukung Materialisme pada waktu itu
adalah Demokritus (460-370 SM), Heraklitus (500 SM) kedua pemikir yunani ini
berpendapat bahwa aktivitas psikis hanya merupakan gerakan atom-atom yang
sangat lembut dan mudah bergerak. Mulai abad ke-4 SM pandangan Materialisme
primitive ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan pandangan idealisme
yang diusung oleh Plato dan Aristoteles sejak, sejak itulah selama 1700 tahun
lamanya dunia filsafat dikuasai oleh filsafat
Ideaisme.
Baru pada akhir zaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai
kelas baru dengan produksinya yang baru, Materialisme mekanik
muncul dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah maju dengan
pesatnya. Pada waktu itu ilmu Materialisme ini menjadi senjata
moril/idiologi bagi perjuangan kelas borjuis melawan kelas feudal yang masih
berkuasa ketika itu. Perkembangan Materialisme ini meluas dengan
adanya revolusi industry di negeri-negeri eropa. Wakil-wakil dari filsafat
materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes (1588-1679), Benedictus
Spinoza (1632-1677). Aliran filsafat Materialisme
mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi Prancis pada
abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie
(1709-1751 M) yang disebut juga Materialisme perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan meteri adalah
primer dan ide adalah sekunder, Holbach mengatakan : “Materi adalah sesuatu
yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh panca indera kita, sedang
sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah hasil dari
bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi di alam pikiran
kita terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme perancis menyangkal
pandangan religius tentang penciptaan penciptaan dunia (Demiurge), yang
sebelum itu menguasai alam fikiran manusia. Bahkan secara terang-terangan
Holbach mengatakan “Nampaknya agama itu diadakannya untuk memperbudak rakyat
dan supaya mereka tunduk dibawah kekuasaan raja lalim”. Asal manusia merasa
dirinya didalam dunia ini sangan celaka, maka ada orang yang datang mengancam
mereka dengan kemarahan tuhan, memaksa mereka diam dan mengarahkan pandangan
mereka kelangit, dengan demikian mereka tidak lagi dapat melihat sebab
sesungguhnya dari pada kemalangan itu.
Perancis adalah pandangan yang menganggap segala
macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi dialam itu dikuasai oleh gerakan
mekanika, yaitu pergerakan tempat dan perubahan jumlah saja. Bahkan manusia dan
segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang bergeraka secara mekanik.
1.
Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik
mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis
selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena
factor luar atau kekuatan dai luar. Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau
gerak luar. Selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak
mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Matrialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach,
pandangan Materialisme ini men
ui bahwa adanya “ide absolut” Pra-Dunia dari Hegel,
adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada, adalah
tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya pencipta diluar
dunia, bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca indera kita adalah
satu-satunya realitet. Tetapi Materialisme metafisik melihat
segala sesuatu tidak secara keseluruhan, tidak dari hubungnnya atau segala
sesuatu itu berdiri sendiri dan segala sesuatu yang rela itu tidak bergeraka,
diam.
2.
Materialisme Dialektis
Materialisme dialektis
adalah aliran filsafat yang bersandar pada matter (benda) dan
metodenya dialektis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu mempunyai
keterhubungan satu dengan lainnya, saling mempengaruhi dan saling bergantung
satu dengan lainnya. Gerak materi itu adalah gerakan yang dialektis yaitu
pergerakan atau perubahan menuju bentuk yang lebih tinggi atau lebih maju
seperti spiral. Tokoh-tokoh pencetus filsafat ini adalah karl
Marx (1818-1883 M), Friedrich Engels (1820-1895 M). Gerakan materi itu adalah
gerakan intern, yaitu bererak atau berubah karena dorongan dari faktor dalamnya
(motive force-nya). Yang disebut “diam” itu hanya tampaknya atau bentuknya,
sebab hakikat dari gejala yang tampaknya atau bentuknya “diam” itu isinya tetap
gerak, jadi “diam” itu juga suatu bentuk gerak.
Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel,
Marx mengakui bahwa orang yunani-lah yang pertam kali menentukan metode
dialektika, tetapi Hegel-lah yang mensistemastikan metode tersebut. Tetapi oleh
Marx dijungkir balikan dengan besandarkan Materialisme. Marx dan
temannya Engels mengambil Materialisme Feurbach dan membuang
metodenya yang metafisis sebagai dasar dari filsafatnya. Dan
memakai dialektika sebagai metode dan membuang pandangan idealis Hegel.[4]
Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode
metafisis yang selama berabad-abad menguasai lapangan filsafat.
Hegel mengatakan “Yang penting dalam filsafat adalah metode bukan
kesimpulan-kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukan kelamahan-kelamahan
matafisika :
- Kaum metafisis memandang sesuatu bukan dari keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya, tetapi dipandangnya sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, sedangkan Hegel memandang dunia sebagai badan kesatuan, segala sesuatu didalamnya terdapat saling hubungan organic
- Kaum metafisis melihat segala sesuatu tidak dari geraknya, melainkan sebagai yang diam, mati dan tidak berubah-ubah, sedang Hegel melihat segala sesuatu dari perkembangannya, dan perkembangannya itu disebabkan kontradiksi internal, kaum metafisik berpendapat bahwa “ Segala yang bertentangan adalah irasional”. Mereka tidak tahu akal (reason) itu sendiri adalah pertentangan
- Sumbangan Hegel yang
- terpenting adalah kritiknya tentang evolusi vulgar, yang pada ketika itu sangat merajalela, dengan mengemukakan teorinya tentang “Lompatan” dalam proses perkembangannya. Sebelum Hegel sudah banyak filsuf yang mengakui bahwa ini berkembang, dan meninjau sesuatu dari proses perkembangannya, tetapi perkembangannya hanya terbatas pada perubahan yang berangsur-angsur saja. Sedang Hegel berpendapat dalam proses perlembangan itu pertentangan intern makin mendalam dan meruncing dan pada suatu tingkat tertentu perubahan berangsur-angsur terhenti dan terjadilah “Lompatan”. Setelah “lompatan” itu terjadi, maka kwalitas sesuatu itu mengalami perubahan.
Akan tetapi dialektika Hegel diselimutu dengan kulit
mistik, reaksioner, yaitu pandangan idealismenya sehingga dia memutar balikan
keadaan sebenarnya. Hukum tentang dialektika yaitu hukum tentang saling
hubungan dan perkembangan gejala-gejala yang berlaku didunia ini dipandangnnya
bukan sebagai suatu hal yang objektif, yang primer melainkan perwujudan dari
“Ide absolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah yang kemudian dibuang oleh karl
marx dan isinya yang “Rasionil” diambil serta ditempatkan pada kedudukan
yang benar.
Sedangkan jembatan antara Marx dan Hegel adalah Feurbach, Materialisme
dijadikan sebagai dasar filsafatnya tetapi Feurbach melihat gerak
dari penjuru idealisme yang membuat ia berhenti dan membuang dialektika Hegel.
Membuat hasil pemeriksaannya terpisah dan abstrak, Marx membuang metode
metafisisnya dan menggantinya dengan dialektika sehingga menghasilakan sebuah
system filsafat baru yang lebih kaya dan lebih sempurna
dari pendahulunya.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Materialisme merupakan
sebuah faham yang mengatakan bahwa esensi dari sebuah kebenaran adalah materi
itu sendiri, hal ini menyebabkan semua hal yang bersifat nonmaterial seperti :
roh, hantu, setan, dan malaikat ditiadakan, selain itu juga :
- Semua hal yang bersifat non material pun hanyalah pancaran dari material itu sendiri
- Materialisme terdiri dari tiga jenis yaitu Materialisme mekanik, metafisik, dan dialektis
- Setiap peristiwa memiliki sebab akibat dan penjelasan material tentang semua itu merupakan satu-satunya penjelasan yang tepat
- Materi dan aktifitasnya bersifat abadi. Tidak ada sebab atau penggerak pertama
- Bentuk material dari barang-barang dapat diubah, tapi materi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
2. Kritik dan Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kekhilafan oleh
karena itu, kepada para pembaca kami mengharapkan saran dan kritik ataupun
tegur sapa yang sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik konstruktif demi
kesempurnaan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmadi.asmoro.2012.filsafat umum.pt.raja
grafindo persada:Jakarta
Prof.Dr Sutardjo A. Wiramiharidja,
Psi.2006. Pengantar Filsafat.Refika Aditama:Jakarta
Sidi Gazazalba.1991.
Sistematika Filsafat. Bulan Bintang:Jakarta
Cahya Wrahmatullah,Materialisme,http://sibuba.wordpress.com/2012/01/03/filsafat-materialisme/,1
November 2013
Comments
Post a Comment