BAHSUL KUTUB
SHALAT DALAM KITAB
TAFSIR
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata kuliah : Bathsul Kutub (Tafsir Hadits)
Dosen Pembimbing: Salmah Fa’atin, M.Ag
Disusun Oleh
Siti Fitriana (1310110041)
Khoerul Anas (1310110055)
Sulfiana Mufidah (1310110068)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH/PAI
TAHUN 2015
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku' (QS. Al-Baqarah: 43)
.
Tafsiran
Ayat
(وأقيموا الصلاة وآتو الزكاة واركعوا مع الرا كعين) قال مقاتل قوله تعالى لأهل الكتاب (وأقيموا الصلاة) امرهم ان
يصلوا مع النبى صلى لله عليه وسلم (وآتو الزكاة) امر هم ان يوتوا الزكاة اى يدفعونها الى النبى صلى لله
عليه وسلم ( واركعوا مع الرا كعين) امر هم ان يركعوا مع الراكعين من امة
محمد صلى لله عليه وسلم يقول كونوا معهم و
منهم و قال على بن طلحة عن ابن عباس يعنى
با لزكاة طاعة الله و الاخلاص، و قال وكيع عن ابى جناب عن عكرمة عن ابن عباس فى
قوله وآتو الزكاة قال ما يوجب الزكاة قال
ماثتان فصاعدا، و قال مبارك بن فضالة عن الحسن فى قوله تعالى ( وآتوالزكاة ) قال فريضة واجبة لا تنفع الأعمال إلا بها
وبالصلاة ، وقال ابن أبى حاتم حدثنا أبو زرعة حدثنا عثمان بن أبى شيبة حدثنا جرير
عن أبى حيان التيمى عن الحارث العكلى فى قوله تعالى ( وآتوا الزكاة ) قال صدقة الفطرى وقوله
تعالى ( واركعوا مع الراكعين ) أى وكونوا مع المؤمنين فى أحسن أعمالهم ومن
أخص ذلك وأكمله الصلاة. وقد استدل كثير من العلماء بهذه الآية على وجوب الجماعة ،
وأبسط ذلك فى كتاب الأحكام الكبير إن شاء الله تعالى ، وقد تكلم القرطبى على مسائل
الجماعة والامامة فأجاد.[1]
.
Terjemah
Tafsir Ayat
Muqatil
mengatakan bahwa firman Allah SWT yang ditujukan kepada orang-orang ahli kitab,
“Dan dirikanlah shalat”, merupakan perintah Allah kepada mereka agar mereka
shalat bersama Nabi SAW. Firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat”, merupakan
perintah Allah kepada mereka agar mereka menunaikan zakat, yakni menyerahkannya
kepada Nabi SAW. Firman Allah SWT, “Dan rukuklah kalian bersama orang-orang
yang rukuk,” merupakan perintah Allah kepada mereka agar melakukan rukuk
(shalat) bersama orang-orang yang rukuk (shalat) dari kalangan umat Muhammad
SAW. Singkatnya, jadilah kalian bersama-sama mereka dan termasuk golongan
mereka.
Ali ibnu Talhah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan zakat ialah taat dan ikhlas
kepada Allah SWT. Waki’ meriwayatkan dari Abu Janab dari Ikrimah, dari Ibu
Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan tunaikanlah zakat,” yakni harta
yang wajib di zakati, menurut Ibnu Abbas adalah dua ratus hingga lebih.
Mubarak ibnu
Fudalah meriwayatkan dari Al-Hasan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan
tunaikanlah zakat,” bahwa makna yang dimaksud adalah zakat merupakan fardlu
yang tiada gunanya amal perbuatan tanpa zakat dan shalat.
Ibnu Abu Hatim
meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan
kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada Jarir, dari Abu
Hayyan At-Taimi, Al-Haris Al-Akli sehubungan dengan makna firman-Nya, “Dan
tunaikanlah zakat,” bahwa yang dimaksud ialah zakat fitrah.
Firman Allah SWT:
Dan rukuklah kalian bersama orang-orang yang rukuk.
(QS. Al-Baqarah: 43)
Maksudnya,
jadilah kalian bersama orang-orang mukmin dalam amal perbuatan mereka yang
paling baik, salah satunya dan paling khusus serta paling sempurna ialah
shalat. Banyak kalangan ulama menyimbulkan dalil ayat ini akan wajibnya shalat
berjama’ah. Masalah ini insyaallah akan kami terangkan dengan panjang lebar
dalam kitab kami Al-Ahkamul Kabir. Al-Qurtubi mengetengahkan berbagai
masalah mengenai shalat berjama’ah dan imamah, ternyata pembahasannya
itu cukup baik.[2]
Pada surat
al-baqarah ayat 43 terdapat perintah Allah yang ditunjukkan kepada Bani Israil,
ialah:
1.
Agar
mereka melaksanakan shalat setiap waktu dengan cara yang sebaik-baiknya,
melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga waktu-waktunya yang telah
ditentukan, menghadap seluruh hati kepada Allah dengan tulus dan khusyu’,
sesuai dengan syari’at yang dibawa Nabi Musa a.s.
2.
Agar
mereka ruku’ bersama orang-orang yang ruku’. Maksudnya ialah agar mereka masuk
islam dan melaksanakan shalat berjama’ah seperti halnya kaum muslimin dalam
hubungan ini Rasulullah telah bersabda: “shalat berjama’ah itu lebih utama
dengan dua puluh tujuh derajat daripada shalat seorang diri”. (Riwayat
al-Bukhori dan Muslim)[3]
D.
Kesimpulan
Allah memperingatkan Bani Israil
yang pada hakikatnya juga kepada seluruh umat manusia, agar:
a)
Selalu
bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah dilimpahkannya kepada
mereka, serta mengharapkan tambahan nikmat tersebut dengan memanjatkan do’a
kehadiratnya dengan hati yang tulus dan jiwa yang khusyuk.
b)
Melakukan
shalat berjama’ah adalah ibadah yang mengandung unsur pendidikan yang tinggi,
untuk mewujudkan hubungan yang kukuh antara sesama manusia.
c)
Dalam
menghadapi persoalan hidup agar tetap bersikap tabah dan senantiasa
melaksanakan shalat.
d)
Khusyuk
dalam beribadah, dan taat kepada Allah, serta yakin bahwa dia akan menemuinya
kelak di akhirat, dan akan menerima pahala atas semua amal shalehnya. Dengan
demikian melakukan shalat dan segala kewajiban lainnya terasa ringan baginya.
Kita telah
mengetahui, bahwa shalat menurut agama islam terdiri dari bermacam-macam
gerakan jasmaniah, seperti rukuk, sujud, i’tidal, dan sebagainya. Tetapi pada
akhir ayat ini shalat tersebut hanya diungkapkan dengan kata-kata “ruku’”. Hal
ini dimaksudkan untuk menekankan agar merekaa menunaikan shalat dengan benar seperti yng dikehendaki syari’at islam
seperti yang diajarkan Rasulullah saw,
bukan shalat menurut cara mereka dahulu, yaitu shalat tanpa ruku’.
DAFTAR PUSTAKA
تفسير القرآن
العظيم الجزء الأول، سنقافورة-كوت بهارو-فينع، 774 للا مام الجليل الحافظ عمادالدين أبى الفداء
إسماعيل بن كثيرالقرشى الدمشقى المتوفى،
Al-imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dhimasyqi diterjemahkan
Bahrun Abu Bakar, Tafsir Ibnu
Katsir juz 1 al-fathihah – al-baqarah ( تفسير
العظيم),
Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, TP, Jakarta,
2004
[1]تفسير القرآن العظيم الجزء الأول، سنقافورة-كوت بهارو-فينع، 774 ه،
صحيفة 85-84 للا مام
الجليل الحافظ عمادالدين أبى الفداء إسماعيل بن كثيرالقرشى الدمشقى المتوفى،
[2] Al-imam Abul Fida Isma'il Ibnu Katsir Ad-Dhimasyqi diterjemahkan
Bahrun Abu Bakar, Tafsir Ibnu Katsir juz 1 al-fathihah – al-baqarah ( تفسير العظيم), Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2000, hal. 445-446
[3] Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, TP, Jakarta, 2004, hal. 83-84
Comments
Post a Comment